Uji Repeated Measure ANOVA merupakan bagian dari Statistik Parametrik, maka asumsi normalitas data harus terpenuhi (data berdistribusi dengan normal). Maka dari itu skala data yang digunakan yaitu data interval atau rasio. Selain asumsi normalitas yang harus terpenuhi, varian data juga harus sama atau homogen (bukan syarat mutlak), meskipun asumsi homogenitas tidak terpenuhi, penggunaan uji Repeated Measure ANOVA masih bisa dilakukan.
Uji Repeated Measure ANOVA merupakan metode statistik yang memungkinkan kita untuk menganalisis perubahan atau efek dari suatu variabel terhadap waktu atau kondisi yang berbeda pada subjek yang sama. Dengan metode ini, kita dapat mengamati perubahan dalam satu variabel pada berbagai titik waktu dan menentukan apakah perbedaan tersebut signifikan. Uji Repeated Measure ANOVA digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan dari hasil pengukuran yang dilakukan secara berulang (data pre-post atau sebelum-sesudah) pada suatu variabel penelitian. Uji Repeated Measure ANOVA merupakan teknik lanjut dari Uji Paired Sample T Test. Perbedaan dasarnya yaitu Uji Repeated Measure ANOVA menguji perbedaan dari (minimal) 3 sampel yang berpasangan, sedangkan Uji Paired Sample T Test hanya untuk 2 sampel yang saling berpasangan.
KELEBIHAN & KEKURANGAN UJI REPEATED MEASURE ANOVA
Uji REPEATED MEASURE ANOVA memiliki beberapa kelebihan, diantaranya :
Selain memiliki kelebihan, Uji REPEATED MEASURE ANOVA juga memiliki kekurangan, diantaranya :
Contoh kasus yang digunakan dalam tulisan ini adalah dimana seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan kadar gula darah (mg/dL) sebelum dan selama/setelah dilakukannya pengobatan atau terapi kepada 15 pasien. Pengukuran dilakukan 3 kali, yaitu sebelum dilakukan pengobatan atau terapi (bulan pertama), bulan kedua (setelah dilakukan pengobatan atau terapi) dan bulan ketiga (setelah dilakukan pengobatan atau terapi).
Diketahui nilai Sig. Shapiro Wilk Variabel Standardized Residual for Bulan 1 sebesar 0.640 (>0.05), nilai Sig. Shapiro Wilk Variabel Standardized Residual for Bulan 2 sebesar 0.257 (>0.05) dan nilai Sig. Shapiro Wilk Variabel Standardized Residual for Bulan 3 sebesar 0.810 (>0.05) maka bisa disimpulkan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal dengan kata lain asumsi uji normalitas sudah terpenuhi. Penggunaan uji normalitas shapiro wilk dikarenakan jumlah data yang dipakai kurang dari 50 (<50). Setelah mengetahui bahwasanya asumsi normalitas data telah terpenuhi, maka bisa lanjut ke Uji Repeated Measure ANOVA. Apabila ada data yang tidak berdistribusi secara normal, bisa menggunakan transformasi data atau bisa ke statististk non parmetrik menggunakan Uji Friedman.
Diketahui nilai Sig. sebesar 0.081 (>0.05) maka bisa disimpulkan bahwa Varian Data Homogen, artinya asumsi uji homogenitas sudah terpenuhi. Maka untuk analisis Uji Repeated Measure ANOVA bisa menggunakan Nilai Sig. Sphericity Assumed (Tabel Tests Of Within-Subjects Effects).
Diketahui Nilai Sig. (Sphericity Assumed) sebesar 0.000, nilai tersebut lebih kecil dari 0.05 (0.000 < 0.05) maka bisa disimpulkan bahwa Ada perbedaan secara signifikan kadar gula darah pasien setelah dilakukannya pengobatan atau terapi.